Rabu, 20 April 2016
Bakteri Pasteurella multocida
Pasteurella multocida merupakan bakteri gram negatif, non motil dengan bentuk coccoid, ovoid atau organisme berbentuk batang sering menunjukan bentuk bipolar dalam pewarnaan. Aerobic dan ada yang anaerobic. Dapat menguraikan karbohidrat dengan cara fermentasi, sehingga menghasilkan sejumlah asam tapi tidak menghasilkan gas. Dapat memfermentasi sukrosa tapi jarang sekali memfermentasi laktosa. Uji katalase dan oksidasenya positif. Beberapa spesies menghasilkan indol dan beberapa urease. (Wilson dkk, 1929)
Pasteurella multociada Strain katha adalah kuman pasteurella multocida yang sangat ganas yang diperoleh dari sapi-sapi yang terinfeksi oleh kuman tersebut di daerah Katha Afrika. Namun di indonesia Pasteurella yang menginfeksi sapi menyebabkan sakit yang dikenal dengan Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok yang merupakan satu satunya penyakit hewan menular strategis pada ruminansia besar yang ada di Indonesia.
Agen Penyebab Penyakit
Septicaemia Epizootica (SE) disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif Pasteurella multocida dengan serotipe tertentu. Umumnya serotipe disetiap tempat memiliki perbedaan. Didaerah Asia umumnya ditemukan Pasteurella multocida serotipe B:2 sedangkan untuk daerah Afrika biasanya ditemukan serotipe E:2. Penelitian terbaru juga menyatakan bahwa terdapat serotipe tipe baru yang muncul yaitu serotipe B:6 dan E:6. Serotipe lainya dari Pasteurella multocida yang dihubungkan dengan Septicaemia Epizootica ialah serotipe A: 1 dan A: 3, serotipe ini dihubungkan dengan kematian dari sapi dan kerbau di india (OIE 2009).
Bakteri Pasteurella pertama kali ditemukan oleh pasteur pada tahun 1880 pada ayam yang menderita kolera. Kemudian pada tahun 1939 Rosenbusch dan Merchant membedakan secara tegas bakteri Pasteurella yang dapat menyebabkan hemolise dan yang tidak. Pembagianya berupa Pasteurella hemoliytica yang dapat menyebabkan hemolise dan Pasteurella multocida yang tidak menyebabkan hemolisa.
Bakteri Pasteurella multocida berbentuk coccobacillus, mempunyai ukuran yang sangat halus, dan bersifat bipolar. Sifat bipolar ini lebih jelas terlihat pada bakteri yang baru di isolasi dari penderita dan diwarnai misalnya dengan cara Giemsa wright atau dengan karbol fuchsin. Bakteri yang bersifat negatif ini tidak membentuk spora, bersifat non motil dan berselubung (Direktorat Kesehatan Hewan 1977). Bakteri Pasteurella rentan terhadap suhu panas rendah (550C). Selain itu bakteri ini juga sangat rentan terhadap disinfektan (OIE 2009) .
Patogenesa
Seperti yang telah dijelaskan bahwa bakteri pasteurella multocida sebagai penyebab SE akan masuk kedalam tubuh inang melalui beberapa cara. Cairan seperti leleran hidung atau cairan mulut dari hewan yang terinfeksi akan jatuh ketanah atau terkena media lain. Bakteri yang ada dalam cairan tersebut akan menginfeksi daerah atau media yang terkena oleh cairan dari hewan terinfeksi tersebut. Bila kondisi tanah dalam keadaan basah maka akan menyebabkan perkembangan dan daya tahan bakteri pasteurella multocida semakin baik. Melalui kontak dengan hewan terinfeksi atau kontak dengan tanah, tanaman, atau media yang terinfeksi, bakteri pasteurella multocida kemudian masuk kedalam tubuh. Didalam tubuh inang bakteri ini biasanya menyerang saluran pernafasan (Natalia & Priadi 2006).
Terdapat tiga bentuk dari penyakit SE yaitu bentuk busung, pektoral dan intestinal. Penyakit SE bentuk busung menunjukkan adanya bentuk busung pada bagian kepala, tenggorokan, leher bagian bawah, gelembir dan kadang-kadang pada kaki muka. Selain itu kadang terjadi juga bentuk busung pada bagian dubur dan alat kelamin. Tingkat mortalitas penyakit pada bentuk ini cukup tinggi mencapai 90% dan berlangsung cepat sekitar tiga hari sampai satu minggu. Sebelum mati akan tampak gangguan pernafasan dan suara ngorok merintih serta suara gigi gemeretak. Pada bentuk pectoral, tanda-tanda bronkhopneumonia akan lebih menonjol. Bentuk ini umumnya dimulai dengan adanya batuk kering dan nyeri yang di ikuti oleh keluarnya eksudat dari hidung. Biasanya bentuk ini berlangsung antara satu sampai tiga minggu. Pada beberapa kasus kadang penyakit ini dapat mencapai bentuk intestina. Keadaan ini dicapai ketika penyakit sudah berjalan kronis. Hewan akan menjadi kurus, dengan gejala batuk yang terus menerus, selain itu nafsu makan terganggu serta terus menerus mengeluarkan air mata. Sering terjadi mencret yang bercampur darah (Direktorat Kesehatan Hewan 1977).
Umunya kasus SE bersifat aku dan dapat menyebabkan kematian hewan dalam waktu singkat. Dalam pengamatan, hewan mengalami peningkatan suhu tubuh, oedemasubmandibular yang dapat menyebar ke daerah dada, dan gejala pernafasan dengan suara ngorok atau keluarnya eksudat dari hidung. Umumnya, hewan kemudian mengalami kelesuan atau lemah dan kematian. Biasanya kerbau lebih peka terhadap penyakit SE dibandingkan dengan sapi. Lama atau jalanya penyakit sampai pada kematian pada kerbau lebih pendek dibandingkan dengan sapi, kisaran waktunya mulai kurang dari 24 jam dalam kejadian perakut sampai 2 – 5 hari. Gejala penyakit timbul setelah masa inkubasi 2 – 5 hari. Gambaran klinis menunjukkan adanya 3 fase. Fase pertama adalah kenaikan suhu tubuh, yang diikuti fase gangguan pernafasan dan diakhiri oleh fase terakhir yaitu kondisi hewan melemah dan hewan berbaring di lantai. Septicaemia dalam banyak kasus merupakan tahap kejadian paling akhir. Berbagai fase penyakit di atas tidak selamanya terjadi secara berurutan dan sangat tergantung pada lamanya penyakit (Natalia & Priadi 2006).
Pada kerbau yang diinfeksi secara buatan, ditemukan kenaikan suhu hingga 430C dapat teramati 4 jam sesudah infeksi, sedangkan pada sapi kenaikan hingga 400C baru teramati 12 Leleran hidung dan mata yang memerah sudah terlihat pada kerbau 4 jam sesudah infeksi, sedangkan pada sapi 12 jam sesudah infeksi. Bakteri dapat diisolasi dari cairan hidung kerbau 12 sesudah infeksi dan 16 sesudah infeksi pada sapi. Dalam darah bakteriemia sudah terjadi 12 jam sesudah infeksi pada kerbau dan sapi. Pemantauan jumlah kuman dalam darah terlihat terus meningkat hingga saat kematian (Natalia & Priadi 2006).
Inang Rentan
Host atau inang utama dari penyakit SE ialah pada sapi dan kerbau. Walaupun demikian ada beberapa laporan yang menyebutkan kejadian SE terjadi pada kambing, domba dan babi. Hewan-hewan seperti rusa, unta, gajah, kuda, keledai dan yaks juga kadang terinfeksi penyakit ini (OIE 2009). Sumber lainya menyebutkan bahwa hewan-hewan yang pernah dilaporkan terkena gejala Septicaemia Epizootica (SE) ialah Kelinci, Tikus, Marmot, dan Burung dara. Pada skala laboratorium kelinci dan tikus merupakan hewan yang sangat rentan terinfeksi bakteri pasteurella multocida. Didaerah Amerika Utara dilaporkan bahwa Bison merupakan salah satu hewan yang dapat terinfeksi pasteurella multocid (OIE 2009).
Pengendalian
Meskipun secara teoritis ternak sapi yang sakit SE dapat diobati dengan antibiotika dan serum hiperimun (kebal), namun umumnya pengobatan tidak efektif dan terlalu mahal. Oleh sebab itu, usaha pengendaliannya dilakukan dengan vaksinasi (OIE 2009). Beberapa program vaksinasi yang telah di laporkan berhasil menanggulangi kejadian SE yaitu pada pulau Lombok. Pulau Lombok dengan pola coverage vaksinasi 100% selama 3 tahun berturut, dapat dibebaskan dari SE pada tahun 1985. Namun di wilayah NTT tingkat vaksinasi belum menunjukkan hasil yang signifikan karena disebabkan tingkat coverage vaksinasi baru mencapai 16 – 22% (Dinas Peternakan Propinsi NTT 1995).
Penjelasan lebih lanjut tentang pasteurella
Spesies pateurella merupakan hewan patogeni primer, yang dapat menimbulkan penyakit. Pasterurella adalah bakteri gram negatif nonmotil, coccobacilli dengan tampilan bipolar dengan pewarnaan pada smear. Pasteurella adalah bakteri aerob atau anaerob fakultatif yang tumbuh dengan mudah pada media bakteriologi biasa pada sushu 37 C. Mereka semua adalah okidase positif dan katalase positif namun hasilnya bias pada reaksi biokimia lainnya (Brooks et all, 2001).
Pasteurella multocida terdapat di seluruh dunia, pada saluran pernafasan dan gastrointestinal dari hewan domestik dan liar. Mereka merupakan organisme yang paling dikenal sebagai organisme yang terdapat pada luka akibat gigitan kucing dan anjing. Pasteurella multocida adalah salah satu yang dikenal sebagai penyebab hemmorhagic septicemia pada berbagai hewan, termasuk kelinci, tikus kuda, domba, burung dan babi. Pasteurella multocida juga menimbulkan infeksi pada manusia di berbagai sistem dan menjadi bagian dari flora normal pada manusia.
Pasteurella haemolytica terdapat pada saluran pernafasan atas dari sapi, domba, kambing, babi, burung dan kuda. Pasteurella haemolytica merupakan penyebab dominan dari epizootik pneumonia pada sapi dan domba dan kolera burung pada ayam dan kalkun, meyebabkan kerugian ekonomi yang paling besar.
Koloni pasteurella : lembut dan berwarna abu-abu, namun variant yang mukoid dan kasar bisa juga terjadi. Pasteurella hemolytica dapat menghemolisis darah dalam PAD (clinical and pathogenic microbiology). Pasteurella mempunyai koloni yang terlihat sama, bulat dan keabu-abuan diameter 1-3 mm. Pasteurella multocida mempunyai kapsula yang besar yang terdiri dari asam hyaluronic yang memberikan ciri mukoid dan basah pada koloni. Namun pada pasteurella haemolytica menghasilkan beta hemolisis (systemic bacteriology).
Morfologi pasteurella : berbentuk kokoid 0,25-0,4 mikron.sesudah repeated dalam agar pasteurella akan terlihat lebih panjang dan pleomorfik (bacteriology and virology). Pasteurella biasanya terlihat coccobacilli dengan diameter 0,3-0,5 mikron. Pasteurella multocida mempunya panjang 1-2 mikron, dan beberapa menandakan bentuk filament.. pasteuralla multocida dan pasteurella haemolytica dapat menghasilkan capsula. (clinical and pathogenic microbiology)
Diakses dari : MEE VET, IYOHGELIS MUSLIMAH CERDAS, dan ALLIZZWELLMYFRIENZ.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bally's Resort Southern California - Hotels - JT Hub
BalasHapusBally's Resort Southern California in Valley Center, CA. Save big with 군산 출장샵 JT Hub. From 사천 출장안마 1 to 8 people on site. $$$; 광주 출장샵 Make a 대전광역 출장마사지 reservation. JT 안동 출장마사지 Hub. More Info. Details. Accepts Credit Cards.